Haiiii.... sahabat sekalian,, jumpa lagi diblog saya yang satu ini yang kali ini akan kita bahas tentang makna surah ar rahman, kenapa saya memilih untuk memosting ini ?? Karena didalam makna surah ar rahman ini mengajarkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat Allah kepada kita, karena didalam surah ar rahman ini terdapat ayat yang diulang2 hingga 31 kali yaitu ayat yang berbunyi
"Fabi ayyi 'aalaa i robbikumaa tukadzibaan"
Yang artinya
"Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?"
Ayat ini diulang2 hingga 31 kali dimana menunjukan bahwa satu bulan ada 31 hari jadi kita diharuskan oleh Allah untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah setiap harinya....
Subhanallah....
Okehh langsung saja kita ke makna surah ar rahman berikut ini......
Bilik Makna #1
(Al Quran dan Penciptaan Manusia)
Surah arrahman ini dibuka dengan sangat indah dan ritme yg naik, senandung ayat pertama yg sangat
lugas membuat kita terhanyut, tersentak dan bergemuruh. “(Tuhan) Yang Maha Pemurah”,
maka semua indera tertuju pada lafadz ayat ini, jelas dan gamblang tentang rahmat Allah, kemudian hening menanti kelanjutannya. Ayat berikutnya kemudian menjelaskan Allah ArRahman telah memberikan rahmatnya kepada kita, dimulai denga Al Quran yg telah Allah turunkan, ketahuilah bahwa inilah rahmat
terbesar yg membuat kita memahami dimensi kehidupan, menerangkan yg kabut, dan selalu memberikan penjelasan ihwal diri kita yang sebenarnya sehingga terwujudlah konsep manusia di alam nyata ini.
Kemudian dilanjutkan ayat 3 dan 4 tentang manusia, tentang diri kita, yang diciptakan sebagai bentuk kasih sayang Allah, kemudian Allah mengajarkan kita pandai bicara. Kita harus menyadari dalam-dalam bahwa suara yang kita keluarkan melalui proses yang panjang, dan melewati beberapa bagian tubuh penting, lidah, bibir, tenggorokan, saluran udara, paru-paru, dll. Lalu bagaimana kita berbicara? Allah Ar Rahman memudahkan kita untuk bisa memainkan intonasi suara kita, megatur cepat lambat suara kita,
kasar atau lembut, hingga karakter suara yang berbeda2. Lalu dengan ini kita berargumen, menyampaikan gagasan, dan melontarkan perasaan.
Mari kita merenung bersama bagian mana dalam alam semesta ini yg bisa kendalikan atau ciptakan, bukankah ini semua karena Allah Ar Rahman?
( qur'an surah ar rahman ayat 1-4 )
Bilik Makna #2
(Matahari, bulan, pepohonan, tumbuhan, langit, buah2an, biji2an, bunga2, dan kurma)
Pada ayat ke 5 Allah menegaskan penciptaan matahari dan bulan yg beredar sesuai perhitungannya. Jika kita melihat segala fenomena alam semesta ini maka kita akan menemukan korelasi yg jelas dan mengejutkan, betapa matahari telah diprogram sedemikian hingga, temperatur dan jaraknyapun telah sesuai dengan kebutuhan hidup kita, hingga kita bisa merasakan suhu, waktu, malam dan siang hari. Begitu juga dengan bulan, jaraknya telah sesuai dengan ukurannya, sehingga pasang surut air laut, pergerakan pulau2 juga tepat sesuai kebutuhan hidup makhlukNya d bumi.
Ayat berikutnya Allah kemudian masuk pada penciptaan di dalam bumi, yaitu tumbuh2an dan pepohonan yg tunduk taat kepada Allah. Pernahkah kita bertanya mengapa tumbuh2an atau pepohonan yg sekalipun diberikan perlakuan yg sama belum tentu ukuran dan waktu tumbuhnya sama? Kemudian kita perhatikan siapakah yg membuat keduanya tumbuh? Mereka
semua tunduk pada Allah, dan bahkan dalam surah lain dijelaskan bahwa alam semesta senantiasa berdzikir dan tunduk pada Allah.
Ayat 7-9 Allah kembali menegaskan perihal langit dan segala yg ada disana, bahwa Allah telah tinggikan dan menempatkan pada neraca keseimbangan. Bisakah kita bayangkan jika matahari ini selangkah lebih dekat kepada bumi, atau selangkah mundur kepada bumi? Menjadi uap atau beku dan tentu tanpa kehidupan. Atau kemudian bulan didekatkan atau dijauhkan, bagaimana pasang surut air laut akan berantakan, kemudian jika bintang2 didekatkan apa yg akan terjadi pada bumi. Sungguh Allah meletakkan neraca keseimbangan ini dengah kokoh, mengakar, dan stabil agar tidak mengikuti kebodohan, ambisi, dan hawa nafsu. Kalimat ayat
ini sangat inspiratif Maka tugas kita berikutnya adalah menjaga tatanan neraca keseimbangan ini agar tidak bergeser barang sedikitpun.
Kemudian ayat 10-12 Allah kembali menceritakan bumi, tentang buah2an, biji2an, bunga2, dan kurma2. Inilah rahmat Allah yang sering bahkan terlampau sering kita nikmati, sehingga tak jarang kita menganggap ini hal yang biasa, tidakkah kita merenung dan menjalankan nalar kita bahwa kemudahan demi kemudahan sudah
selalu kita rasa, menikmati rasa buah dan khususnya kurma, menumbuhkan biji2an, dan memadangi indah bunga2.
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” ayat 13 menggoncang kita, menyudutkan kita, bahkan menampar kita keras2
bahwa ayat2 faktual diatas tidak mampu manusia dan jin dustakan, Ialah Allah Ar Rahman.
( qur'an surah ar rahman ayat 5-13 )
Bilik Makna #3
(Manusia dan Jin)
Pada ayat-ayat ini Allah mengungkapkan betapa pengasihnya Allah sehingga diciptakanlah Manusia dan Jin. Penciptaan ini diluar pemikiran manusia, tidak akan terjangkau oleh akal, dan dimensi berpikir manusia dan jin. Karena Allah
dalam ayat-ayat ini sedang bercerita tentang jarak antara keberedaan dan ketiadaan, maka nikmat ini melampaui batas pemahaman.
Ayat 14 Allah SWT menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah atau lumpur yang telah mengering, hal ini menegaskan bahwa unsur manusia dan bumi adalah sama yaitu tanah. Ilmu ilmiahpun mengungkapkan hal yang sama tentang keberadaan unsur yg sama pada keduanya walaupun presentasenya mungkin berbeda, tapi yang jelas penciptaan manusia adalah nikmat yg tidak dapat terjangkau akal.
Begitupula dengan Jin pada ayat 15 bahwa penciptaanya dari nyala api, dan inipun tidak dapat manusia jangkau. Kita hanya tau bahwa jin hidup bersama kita, namun kita tidak tau
bagaimana hidupnya, yang kita tau bahwa Jin diberikan perintah pula dalam Al Quran sebagaimana Surah Al Ahqaaf ayat 29 menerangkan dg tafsirnya. Kedua ayat ini menyorot, dan menyapa langsung manusia dan jin tentang nikmat keberadaannya yg tak dapat terjangkau oleh akal, sehingga
dengan nikmat keberadaanya ia bisa merasakan nikmat-nikmat Allah yang lainnya.
Ayat 16 kemudian kembali menpertanyakan kepada kita dengan kalimat faktual, tajam, tapi halus. “Maka, nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS Ar Rahman:14-16)
Bilik Makna #4
(Dua Tempat Terbit dan Terbenam, Laut, mutiara, marjan, dan bahtera)
Ayat ke 17 mengisyaratkan kita untuk kembali melihat langit dan menperhatikan tempat terbit
dan terbenam matahari, antara timur dan barat semua dalam kekuasaan Allah. Maka perhatikan kemanapun kita melemparkan pandangan disanalah Allah, rububiah-Nya, kehendak-Nya, hidayah-Nya, Cahaya-Nya, dan kekuasaan-Nya.
Ayat berikutnya kemudian kembali menanyakan perihal faktual tanda2 kekuasaan dan nikmat Allah kepada makhluknya “maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.
Dari melihat langit Allah kemudian kembali menjelaskan bumi dan isinya, termasuk air didalamnya. Ayat 19-20 Allah menegaskan tentang air yang luar biasa menjaga keseimbangan bumi, membuat bumi tetap berada pada kadar seharusnya, walaupun manusia terus merusaknya. Kita melihat fenomena air laut kemudian menguap dan menjadi air tawar dari hujan, sungguh telah Allah batasi sehingga tak
bisa tersentuh oleh kehendak manusia yang merusak. Sekali lagi Allah menegaskan nikmatnya dengan pertanyaan yang sama di ayat
berikutnya “maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”. Masih tentang air, Allah kemudian menjelaskan nikmatnya yang lain di lautan, tentang mutiara dan marjan yang indah dan sangat menankjubkan, kita akan semakin terinspirasi kalau kita pelajari bagaiman mutiara dan marjan terbentuk dalam lautan. Dilanjutkan lagi dengan ayat pertanyaan yang sama tentang kenikmatan. Kemudian pada ayat
24 Allah ingin kita menyadari bahwa bahtera yang berlayar di lautan itu adalah milik Allah SWT, dan karena-Nya pula kita melihatnya berlayar untuk memudahkan urusan manusia
dalam hal transportasi, kesejahteraan, dll. Maka begitu besarnya kekuasaan dan nikmat Allah sehingga jika pikir satu2 maka tak sanggup akal kita berbicara, sehingga pada ayat 25 Allah
perjelas lagi dengan pertanyaan yg mengoncang hati kita “maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS Ar Rahman:17-25)
Bilik Makna #5
(Kematian, Kekekalan, dan Permintaan)
Kita sudah merasakan begitu banyak nikmat yang kita bisa raba dengan panca indera, dan kita rasa dengan jiwa. Kemudian terbukalah ihwal
kefanaan ini semua ketika Allah membukanya pada ayat 26. Pada ayat ini kita akan merasakan keheningan, kaku, dan terdiam memucat, bahwa semua ini, meliputi gerakan dan seluruh cakrawala langit dan bumi adalah fana dan segalanya akan binasa. Kemudian kita dihadapkan dengan ungkapan yang tak dapat kita pikirkan dan gambarkan walau sejenak, tentang
kekekalan, bahwa hanya Allah dengan segala kebesaran dan kemulian-Nya yang Baqaa.
Ungkapan tentang dinamika kehidupan dan semesta kemudian luluh atas hakikat kebaqaan Allah yang hanya dapat dipahami melalui nash Al Quran. Hal ini benar2 merupakan kenikmatan,
bahkan merupakan pokoknya, karena Allah menempatkan kestabilan sunnahnya disini, Allah yang menghisab dan membalas kemudian. Akhirnya ditutup bagian ini dengan ayat yang sama dengan sebelum2nya “maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.
Ayat 29 kemudian menjelaskan bahwa segalanya meminta kepada Allah, ini menunjukkan segalanya bermuara pada Allah Yang Maha Abadi, karena yang lain adalah fana. Maka kau tidak bisa meminta kepada selainnya, bayangkan jika si fana meminta pada yang fana, perhatikan bahwa si fana hanya bisa meminta kepada Sang Baqaa. Kemudian dilanjutkan bahwa Ia Ar-Rahman setiap waktu dala mkesibukan, kamu akan melihat dalam diri manusia misalnya, jika kamu perhatikan proses biokimia didalamnya, tidak satupun reaksi berjalan tanpa Allah ketahui dan Allah atur, sehingga manusia bisa merasakan
kenyang, manis, nafas, dan lainnya. Kemudiam perhatikan alam bahwa tak ada satu bijipun yang tumbuh tanpa Allah atur, ikan di kedalaman samudera, segalanya dalam pantauan dan aturan Allah. Karena itu ayat 30 kembali menyapa lembut kita “maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.
(QS Ar Rahman:26-30)
Bilik Makna #6
(Kepada Jin dan Manusia : Allah memperhatikan, menantang, dan mengancam)
Setelah kita memahami tentang kefanaan diri kita dan alam semesta, serta kita juga pahambbahwa hanya Allah yang baqaa. Selanjutnya Allah
menunjukkan proses setelahnya, proses si fana oleh Allah yang baqaa. Ayat 31 sungguh sangat menguncangkan, bagaimana tidak ketika Allah mengatakan langsung bahwa Ia memperhatikan sepenuhnya manusia dan jin, diantara semua makhluknya manusia dan jin Allah perhatikan
langsung dan menangani pembalasan atas apa yang dilakukan oleh keduanya(manusia dan jin). Dalam suasana terawasi Allah menanyakan
kembali “maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”. Rasa mengguncang rasanya belum kuat, sehingga kembali Allah guncang hati kita pada ayat 33 Allah menantang jin dan manusia utk menembus penjuru langit, sungguh hal yang mustahil tanpa kekuatan Allah SWT Pemilik segala kekuatan. Kemudian kembali kalimat yang sama dipertanyakan pada kita agar kita sadar dengan sesadarnya. Pada ayat 35 Allah menggambarkan kengerian dan ancaman bagi jin dan manusia jika mendurhakai Allah, sungguh berkali-kalipun tak mampu kita membaca dengan akal, maka cobalah rasakan dengan hati bagaimana bergoncangnya dan perasaan takutnya. Ditutup kemudian pada ayat 36 untuk memastikan benar2 kita sadari “maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.
(QS Ar Rahman:31-36)
Bilik Makna #7
(Kiamat, Hisab, dan Neraka)
Mulai ayat ini kita akan digiring pada kedaan dimana kefanaan yg tampak ini akan hancur luluh lantah, pemadangan hisab atas setiap nafas yg kita lalui, dan balasan kepada hamba yang fanaa ini.
Dapatkah kita membayangkan langit terbelah dan menjadi merah seperti kilapan minyak? Maka ayat 37 menjelaskan bahwa situasi ini akan
terjadi dan terguncanglah jagad raya, mata akan terbelalak ketakutan yang luar biasa, bintang2 berjatuhan, dan kemudian semua kefanaan lenyap tak tersisa. Pertanyaan yg sama kembali menghampiri kita “maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.
Proses berikutnya dihadirkan pada kita proses pertanggungjawaban, ayat 39 berbunyi “Pada waktu itu manusia dan jin tdk ditanya tentang dosanya”. Situasi ini menggambarkan betapa tak
ada satu patah katapun yang terucap, semuanya telah jelas terlihat, wajah yang menghitam atau wajah yang putih berseri yang tampak, panas yang membara ataukah naungan yang dirasakan, tanpa ditanya semua akan tergambar jelas, sehingga tidak ada pendustaan lagi yg bisa dilakukan. Kita kemudian ditanya lagi atas nikmatnya yg kita dustakan, dalam keadaan takut
kita membaca ayat ini kemudian Allah kembali hadirkan dalam ayat 41 gambaran balasan bagi orang yang berdosa, “…lalu dipegang ubun-ubun
dan kaki mereka” dapatkah kita bayangkan sakit yang teramat dan hinaan yang mendalam ketika kaki disatukan dengan wajah kemudian dilempar kedalam neraka yang menyala, ayat 43 berbunyi
“Inilah neraka Jahannam yang didustakan oleh orang2 berdosa”,
jahannam ini tersaji dengan jelas dan kemudian Allah lanjutkan gambaranya pada ayat 44 bahwa mereka orang berdosa kemudian berkeliling diantara air yang panas mendidih memuncak, perhatikan mereka berkeliling, dapatkah kita bayangkan?. Allah
hadirkan gambaran ini agar kita tidak lupa akan nikmatnya, tidak lupa bahwa Allah Ar Rahman telah hamparkan nikmat yang teramat sangat, masihkah kita mendustakan-Nya? “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
ayat 45 menundukkan keangkuhan kita hingga luluh hati ini dirasa.
(QS Ar Rahman:37-45)
Bilik Makna #8
(Surga, mata air mengalir, buah-buahan dan bidadari)
Setelah kita melihat sekelumit paparan tentang balasan bagi orang2 yang mendustai dan mendurhakai Allah atas segala nikmatnya, selanjutnya dari ayat ini sampai akhir kita akan diajak melihat banyaknya paparan tentang segala kenikmatan balasan bagi orang2 yang bertaqwa, ini menunjukkan bahwa kasih sayang Allah lebih besar daripada murkanya.
Ayat 46 membuka cerita tentang nikmat surga, bahwa bahagialah orang yang takut pada Allah akan ada 2 surga, 2 surga yang dimaksud adalah 2 surga yg telah dikenal namanya, disebut khusus karena keberadaan martabatnya. Lebih jelas dalam surah Al Waaqi’ah ditegaskan 2 kelompok penghuni surga. Terlepas dari itu mari kita lihat bagaimana gambaran surga pertama yang dimaksud ini.
Ayat 48 bercerita tentang pohon-pohonan dan buah-buahan di surga ini, sangat indah tentunya. Ada dua buah mata air yang mengalir sehingga melimpah dan mudah nikmat air didapatkan. Ada segala macam buah2an, beragam, melimpah dan dapat dipetik dengan dekat, tidak perlu susah payah sehingga tak mengurangi kenimatan sedikitpun. Pada ayat 56 kemudian diceritakan tentang adanya bidadari yang perasaan dan pandanganya meneduhkan, tidak pernah melirik pada manusia ataupun jin, dan tak juga tersentuh. “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan” ayat 58 menegaskan betapa
permatanya para bidadari surga. Semua ini diberikan pada orang-orang yang berbuat kebaikan sebagaimana ayat 60 terangkan. Setiap ayat 46-60 diselingi ayat yang sama, untuk memastikan dan menanyakan pada kita tentang nikmat mana yang didustakan, hingga tak ada sedikitpun keraguan pada kita bahwa Allah Ar Rahman. Kemudian ayat 61 kembali dihadirkan
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?"
QS Ar Rahman:46-61)
Bilik Makna #9
(Surga, mata air memancar, buah-buahan dan bidadari)
Setelah panorama Surga bagian pertama ditunjukkan, kemudian Allah menunjukkan panorama surga yang satunya lagi dengan menyifati surga ini lebih rendah daripada sebelumnya. Ayat 62 yang menegaskan akan adanya surga ini, warnanya disebutkan hijau tua pada ayat 64, dari sini kita ditunjukkan bahwa begitu nyamannya surga ini. Kemudian ada dua mata air yang memancar, ada juga buah-buahan,
kurma serta delima disebut secara khusus di surga ini. Didalam surga ini juga ada bidadari sebagaimana ayat 70 “Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik”.
Diberitahukan juga bahwa bidadari ini
jelita, putih bersih dipingit dalam rumah, artinya bidadari-bidadari ini terjaga. Diperjelas pada ayat 74 bahwa tidak pernah disentuh oleh manusia
sebelum penghuni surga yg akan menjadi suami mereka nanti. Disini bersama bertelakan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah. Kemudian ayat 77 sebagaimana ayat-ayat yang juga menyelingi ayat2 sebelumnya kembali menyakan perihal nikmat “maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”. Surah Ar-Rahman ini kemudian di tutup pada ayat 78 dengan sangat sesuai, yang menunjukkan kebesaran, karunia, kenikmatan, dan kasih sayangnya kepada makhluknya terutama
manusia, “Mahaagung nama Tuhanmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia”
(QS Ar Rahman:62-78)
Mahabenar Allah dengan Segala Firman-Nya......
Sungguh membaca tafsir ini membuat jiwa kita terpenuhi dengan nutrisi2 iman yang membuat kita semakin yakin Allah Ar-Rahman mengasihi
kita semua, sehingga kemudian tak pantas kita mendurhakai Allah, apalagi melawan atas karunia yang telah diberikan. Kasih sayang Allah sangat
besar, sehingga dalam kealpaan kitapun Allah masih memberikan nikmat-nikmatnya kepada kita, lalu bagian mana yg masih membuat kita mengeluh dan tak bersyukur. Pengulangan2 ayat2 pada surah Ar Rahman ini untuk menegur dan mengingatkan kita secara halus bahwa mulai dari penciptaan, bumi, langit, air, akhirat dan segalanya adalah nikmat Allah yang tak bisa kita dustai, sehingga sekali lagi nikmat mana yang didustakan?.
Surah Ar Rahman ini juga Surah yang romantis, dengan pembeberan nikmat ini dengan bahasa sastra tertinggi menunjukkan kalau Allah memang
Romantis. Makanya surah ini juga sering menjadi hadiah dari suami kepada isterinya ketika pernikahan dalam Islam.
*Demikian Bilik Makna 1-9 semoga menjadi pelajaran dan perbaikan bagi saya pribadi dan yang membaca. Terima kasih kawan....
Sampai jumpa dipostingan saya selanjutnya yahhh....
Salam suksess dunia akhirat !!!!.....
Aamiin......
0 komentar:
Posting Komentar